Berkunjung ke Singapore part 2

My Ticket

Singapore!!!!!!
Bagi orang Indonesia, singapore seperti Bali kedua?why?karena singapore sering dijadikan alternate destination bagi mereka yang ingin berpariwisata terutama jika 'hanya' untuk menghabiskan weekend. Jika di Bali, orang menikmati indahnya alam, sunset, every natural thing that God given to us, sedangkan di Singapore?hmm...wait up aku ga akan jawab dulu apa yang menarik dari Singapore, but you decide it after you read my report.

Sebagai hubungan sebab-akibat banyaknya orang Indonesia ke Singapore, begitu banyak maskapai penerbangan yang saat ini melayani rute Jakarta-Singapore, Surabaya-Singapore, Bandung-Singapore, Medan-Singapore. Tidak hanya maskapai asli dalam negeri, maskapai asing juga turut asyik menikmati marketshare dari potensi rute yang melimpah ini. Sebut saja Maskapai Asing seperti Jetstar danValue Air ('citilink' nya Qantas), Tiger airways, sampai batavia air, sriwijaya air, lion air, dan of course our state government aviation-Garuda Indonesia.

Untuk kesempatan kemarin, aq terbang dengan Value air, untuk ukuran tiket weekend, aq lumayan dapat harga murah, untuk tiket pp aq cukup mengeluarkan kocek sekitar 1 jutaan. Pesawatku terbang pukul 09.20 malam dan wow!!!di ruang tunggu aq menemukan ruangan yang penuh sesak dengan orang Indonesia. Ketika aq scanning sejenak, asumsiku awal calon penumpang tersebut adalah orang-orang kantoran atau expatriat (baca: cina singapore) yang bekerja di Indonesia, dan ternyata aq melihat banyak travel bag mini, dan wajah-wajah excited orang yang akan pergi berdharmawisata :D (bahasaku so 90 yak). Ketika sudah berada di atas pesawat, kebetulan aq dapet pengalaman yang 'kurang menyenangkan' yang dikarenakan : 1 Pramugari yang disiplin (baca: judes) namun disiplin dalam artian strict for the safety-penumpang tidak diizinkan seenaknya menaruh luggage di cabin, ga diizinkan menyalankan electronic device, bolak-balik checking apakah safety belt penumpang sudah well seated (good isn't it?), 2 Bad Landing -yup berasa diturunkan langsung dari ketingggian yang berakibat pada kebudegan telinga 2 hari berturut-turut (fiuh). But over all, penerbangan memakan waktu lebih singkat dan tidak molor.

The Signage
Pesawatku tiba di Changi Airport ketika tengah malam buta, aq langsung disambut dengan travelator panjang yang menghubungkan tempat kedatangan dengan loket imigrasi. Namun ada yang menarik perhatianku pada signage yang ada di atas travelator tersebut. Signage tersebut bertuliskan 'please keep left'.  Dulu, sebelum aq pergi keluar negeri, mungkin aq ga akan terlalu pay attention dengan tulisan itu karena honestly aku tidak melihat ada signifikansi dalam tulisan itu. But yang menarik,sejauh ini aku tidak pernah menemukan tulisan-tulisan itu terpasang di travelator/ escalator manapun di Indonesia terutama tempat-tempat yang telah aku kunjungi. Yes, di Luar Negeri ,even di escalator, tangga, orang memiliki budaya keren yang kita namakan mengantri, kalau anda tidak terburu-buru anda berbaris di tepi kiri (keep left), karena tepi kanan merupakan jalur untuk orang-orang yang sedang terburu-buru. Mekanismenya sama ketika qta nyetir di jalan tol, anda lambat di kiri, anda ingin menyalib ambil jalur kanan. Bandingkan dengan mal-mal di kota-kota Indonesia yang memiliki escalator, orang nampaknya belum terbiasa dengan kebiasaan keren ini, sehingga orang yang sedang terburu-buru harus berulang kali mengucapkan 'permisi' agar dapat melewati blokade orang di escalator atau lebih parahnya lagi langsung tabrak aja orang didepan yang menghalangi (me sometimes hehehe). Well, this is good behaviour that we can adopt then :).

Halte Bus (look at the ads)
Lolos dari Changi Airport, aq langsung meluncur ke rumah salah satu staff bank yang memiliki cabang di singapore, namely BNI (:p). Perjalanan yang kutempuh hanya sekitar 1/2 jam dengan kondisi traffic yang lengang. Rumah staff tersebut ada di daerah morgoliouth Road, yang sebenarnya tidak jauh dari Orchad Road. Untuk mencapai Orchad Road cukup naik bus dan bayar S$ 1 (7rb).

Namun, sayangnya aq belum punya waktu untuk mengarungi rute
transportasi di Singapore sehingga aq tidak begitu paham dalam membaca rute dan nomor-nomor bus yang beroperasi. Halte bus di Singapore tidak berbeda jauh dengan halte di Indonesia (secara functional), namun halte disana 'dipercantik' dengan papan reklame 'rapi' bukan dipercantik dengan coret-coret tangan-tangan tak bertanggung jawab. Halte juga dilengkapi papan rute dan nomor-nomor bus yang melewati halte tersebut (di Indonesia?in your dream hahaha) Namun sayangnya dalam membaca papan rute tersebut agak membingungkanku, karena layanan bus dibagi menjadi 2 yaitu layanan pagi-sore dan malam dan aq tidak menemukan keterangan di situ (atau aq ga baca yah?) kalo bus layanan 1 beroperasi dari jam brapa sampai jam brapa,sehingga sempet aq salah halte menunggu hampir setengah jam untuk bus yang ternyata tidak lewat situ hihihihi di layanan siang hari.

'Sweeping Truck'
Ketika di halte, kebetulan ada sebuah truk yang tampak berjalan pelan di seberang jalan. Aku penasaran dan ternyata itu adalah truk 'penyapu' jalan. Truk tersebut terlihat maju-mundur di spot yang sama untuk memastikan jalan sudah bersih. Hmm,,, truk yang seperti ini juga belum aq temui di Indonesia. Jika dilihat dari segi efisiensi tentunya truk itu lebih unggul jika harus mempekerjakan petugas kuning untuk menyapu jalan sepanjang itu (dan inget peristiwa petugas kuning yang ditabrak pengendara ketika menyapu jalan). Namun kembali lagi kalau qta mempekerjakan mesin itu, siapa yang menggaji petugas kuning (kembali, pertimbangan ini yang selalu membuat qta susah menerapkan teknologi untuk memudahkan kehidupan qta)

Marina Bay Sands
Keesekon harinya, pagi-pagi aq berangkat ke must-visit place di Singapore. Seperti di posting aq sebelumnya, wajib hukumnya pergi ke Marina Bay Sand jika qta pergi ke Singapore. Sekedar berfoto di depan patung Singa laut "merlion" atau berlatar belakang gedung opera "esplanade". Sebenarnya tidak ada yang spesifik yang ada di spot itu, hanya pemandangan dan landmark Singapore yang membuat orang berduyun-duyun ke sana (dalam pikiranku landmark indonesia apa ya? monas? HI? may be tapi tidak se-top of mind patung merlion ini).

Pertama kali turun aq langsung berfoto-foto di depan esplanade yaitu semacam gedung opera yang memiliki atap unik hampir seperti buah durian. Konser-konser yang not underground biasanya diselenggarakan di esplanade ini. Sayangnya aq belum berkeinginan masuk ke gedung tersebut (belum ada jadwal konser yang menarik untukku) jadi aq ga bisa describe more. Sesudah berfoto-foto di esplanade, aq berjalan kaki menuju ke Merlion dengan melewati jembatan panjang diatas sungai. Dari jembatan tersebut qta bisa melihat landmark yang cantik dari Singapore flyer-bianglala yang di klaim tertinggi di dunia, Sands sky park-gedung yang di atasnya seperti terdapat kapal pesiar terdampar yang merupakan salah satu marvelous building di Asia, atau sekedar melihat kapal-kapal amfibi yang mengantarkan wisatawan mengitari sungai tersebut. Spot ini sangat favorit bagi para wisatawan, dan jangan melewatkan untuk membeli es potong di sekitar jembatan tersebut. Es potong merupakan es krim balok yang dijepit dengan dua roti tawar, harganya cukup murah S$1 atau 7000 rupiah. Jangan dibayangkan es krimnya menyebabkan sakit tenggorokan, it is very delicious more than magnum!!!!bahkan ukurannya juga lebih besar dari es krim 5000an.
Sebagian besar orang pergi ke Singapore hanya untuk tinggal 2-3 hari.

Sentosa Tunner
Bagi yang pertama kali pergi ke sana, wajib juga hukumnya untuk mengunjungi adalah Sentosa Island. Pulau Sentosa kalau aq boleh menyebutnya adalah pulau mengasyikkan (translated from amusement island -hahahahaa). Sentosa Island merupakan tempat dimana segala permainan 'pelepas' stress ada di sini. Dari Kasino, Universal Studio, mall, permainan outdoor lainnya hingga Song of the Sea. Untuk venue terakhir, Song of the sea (i voted 4 stars for this amazing show!!!!!) Untuk mengunjungi venue satu dengan venue lainnya, terdapat monorail yang free-charge (khusus muter-muter Sentosa Island).

Salah satu venue yang cukup keren adalah Song of the Sea. Song of the sea merupakan pertunjukan seni laser di tepi pantai dimana penontonnya bisa menikmati indahnya permainan sinar laser dipadukan dengan air mancur (of course with great creativity). Permainan ini memiliki alur cerita klasik-seorang putri yang butuh diselamatkan oleh pemuda dengan suara emasnya. Dalam pertunjukan ini qta tidak hanya melihat laser sebagai lakonnya, tapi ada manusia-manusia yang berjoget dan  menyanyikan lagu-lagu yang tidak asing bagi qta :) (such as mana dimana anak kambing saya). Well it is good sounds, good lighting, and good atmosphere. Penonton duduk tepat di pinggir pantai di atas bangku-bangku panjang menghadap bangunan gubug-gubug diatas pantai. Ga perlu bawa autan untuk menonton show tersebut karena  qta tidak akan digigit nyamuk di pinggir pantai :D (kayak di pantai kenjeran). Menurut temanku, awalnya dia agak bosan karena performernya hanya bernyanyi dan berjoget (please namanya juga song of the sea pasti banyak nyanyian), tapi begitu melihat api, kembang api dan laser, we are agreed to give standing ovation. Bagi mereka pecinta kembang api, this show forbidded to be missed!!!!!!! Harga tiketnya cukup worth it yaitu S$10 atau sekitar 70ribu. Durasi pertunjukkan cukup pendek bagiku yaitu 50 menit (i am barely wink that time,it is hillarious).

What a beautifull lighting and fontain

Selanjutnya, dengan tidak ingin menyia-nyiakan waktu, aq pergi ke Clarke Quay. Clarke Quay adalah tempat nongkrong di pinggir sungai (oh please jangan bayangin kayak gubug2 di pinggir-pinggir sungai yang sering dibikin xxx). Di Clarke Quay terdapat mall, selain itu juga cafe-cafe unik (dengan tarif mahal). Kebetulan ketika itu malam minggu sehingga Clarke Quay penuh dengan muda mudi asli Singapore :).Di beberapa waktu, qta bisa menikmati konser-konser gratis,atau DJ-Dj yang sedang memainkan lagu ajeb-ajeb disana. Di salah satu cafe unique aq menemukan kafe yang didesain seperti rumah sakit dimana tempat duduk berupa kursi roda dan minuman disajikan dalam bentuk infus (aw!!!). Sayangnya aq ga sempet nyobain (due to the limited budget :D)

Look at the Chair!!!!!!

Mustafa Center




Keluar dari Clarke Quay waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 waktu Singapore. Karena merasa belum lelah (bohong padahal sayang kalo waktunya dibikin tidur), aq putuskan pergi ke Mustafa Center. Mustafa adalah 24 hour non-stop Department Store yang berada di perkampungan India.Oh ya, dont be surprise kalo banyak bau-bau khas india yang mencuat di sana, untuk indonesian...perlu qta mengetahuinya karena ga banyak qta bisa menemui perkampungan india di Indonesia. Dari Clark Quay ke Mustafa kutempuh menggunakan taxi (for the first time ride it at Singapore). Untuk di Singapore, penumpang taxi dibatasi maksimal 3 orang dalam 1 mobil tidak peduli mobil apa taxi tersebut. Plus, jika qta naik taxi dari tempat tunggu taxi di mall (dedicated) akan dikenai additional charge dan jika sudah melebih jam 12 malam akan dikenai additional charge lagi.

Khusus untuk ke Mustafa, recommended item to buy adalah chocolate dan souvenir!!!! khusus untuk cokelat harganya jauh-jauh lebih murah karena biasanya di-Sale tapi harus hati-hati melihat expired date-nya. Biasanya expired date coklat tersebut 6bulan-lebih sebelumnya. It is worth it, tapi kalau qta berencana menyimpan coklat tersebut untuk setahun, beli saja yang tidak sale :).

Selesai belanja dari Mustafa, waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 dan aq memutuskan pulang dan beristirahat. Besok pagi aq harus menjelajahi orchad Road mumpung ada singapore Great Sale :D
Even starling love McD

Keesokan paginya, karena capek luar biasa, aq dan gengku baru berhasil tracking Singapore pada pukul 10 pagi, dengan mengendarai bus selama 5 menit, aq menuju ke daerah Orchad Road, karena salah satu anggota geng-ku ingin beli oleh-oleh di hardrock cafe, kami memutuskan pergi ke sana dan turun di halte Far East yang nyatanya kami salah turun halte :D
Dari Far East menuju Hard Rock Cafe aq berjalan  sekitar 200 meter. cukup melelahkan dengan weather yang panas.

Ketika teman pergi ke hardrock, aq memutuskan untuk breakfast di McD sebelah Hardrock. Hmm,,harga McD di Singapore lebih mahal daripada di Indonesia, pake breakfast saja berharga S$6-10, tapi bukan itu yang menarik perhatianku. Sembari makan, aq ditemani dengan banyak jalak hitam yang bertebangan dekat dengan kita. Sepertinya jalak tersebut tidak menganggap manusia merupakan predator. Dari pengamatanku, jalak hitam tidak hanya banyak di tempat tersebut, namun di Margoliouth road yang merupakah perumahan asri, juga terdapat banyak starling tersebut. I wonder how they can so carefree flying ? kalau di Indonesia, mereka pasti sudah disangkarkan. Just one invention- Singapore is great habitat for starling.

Selesai breakfast, aq segera menuju ke Orchad Road dengan jalan kaki (lagi), sesungguhnya tidak jauh karena far east dengan Orchad merupakan 1 koridor panjang, namun due to the weakening of my leg, rasanya aq sudah tidak nafsu belanja.
Soooo Tired infront of Orchad
Di jajajran Orchad Road yang konon katanya surga belanja terdapat beberapa mall seperti Ion, Takashimaya dan Lucky Plaza. Bagi penggemar sepatu brand asli Singapore-charles and keith bisa ditemui di Ion ini.

Awalnya aq pergi ke Lucky Plaza, lucky plaza merupakan plaza para migrant worker. Lucky plaza berupa bangunan yang tidak terlalu baru, dan bahkan kondisinya agak kumuh. Namun Lucky Plaza merupakan magnet dari migrant worker. Pada hari Minggu, dimana para migrant worker (baca : TKI, TKP (tenaga kerja pilipina)) libur kerja akan nongkrong di sini untuk sekedar belanja atau melakukan pengiriman uang ke sanak keluarganya di kampung. Thats why di Lucky Plaza banyak sekali remittansi agensi dan money changer. Untuk berbelanja souvenir bisa dilakukan di Lucky Plaza, dilantai bawah terdapat toko baju Giordano yang harganya cukup murah dibandingkan dengan di Indonesia, terdapat juga toko pafum ori+tester yang murah....daannn orang indonesia suka pergi makan di warung minang yang bersebelahan dengan BNI remittance agency (heran yah, ke Singapore malah makan makanan Indonesia).
Infront of BNI Remittance @Lucky Plaza
Hop on Hop off Bus

Selesai mencari parfum di Lucky Plaza aq pergi ke Takashimaya yang terletak di seberang Lucky Plaza, aq menyeberang melalui tunnel yang directly connected. Di Takashimaya, kebetulan sedang ada Singapore great sale. Takashimaya merupakan mall dengan segmentasi pasar yang lebih tinggi dibanding Lucky Plaza, seperti Seibu atau Sogo di Indonesia. Jika ingin mencari mainan-mainan anak, di Takashimaya juga memiliki koleksi yang lengkap, dan jika beruntung bisa mendapatkan diskon besar untuk mainan tersebut.
Selesai dari Takashimaya kuputuskan untuk pulang dan bersiap-siap kembali ke Bandara, padahal masih banyak agenda mengunjungi tempat belanja murah yang ada dalam list-ku seperti mengunjungi Singapore Expo (seperti Pekan Raya Jakarta).
well, that's it my report. Overall Singapore menarik untuk dikunjungi bagi mereka yang hobi belanja atau sekedar menantang adrenalin qta di taman-taman bermain. U decide then, is it worth it to go there?overall i satisfied and want to explore more venue next year.
Posted using BlogPress from my iPhone


Comments

Popular Posts